Masih ingatkah kalian perihal Atlantis ? sebuah
daratan yang hilang pada masa silam.
Walaupun ini sebuah permasalahan lama yang booming
pada tahun 80an, dan baru masuk ke
Indonesia pada tahun 90-an, masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui apa itu Atlantis ? dan
mengapa disebut “Lost Continent” ?.
Kejadian sejarah sangat sulit dibuktikan karena
membutuhkan pemikiran yang matang serta penelitian berpuluh-puluh tahun
lamanya. Tak sedikit ilmuwan barat yang berlomba-lomba menciptakan
sebuah teori untuk meyakinkan masyarakat,. Namun sangat disayangkan, bila
berlandaskan harapan ingin disebut Ilmuwan hebat, alhasil lahirlah teori palsu.
Tesis Prof. Santos merupakan
salah satu yang paling mencengangkan dibanding tulisan lainnya yang pernah
terkait Atlantis. Ia mengungkap dan membalikkan rahasia yang terpendam mengenai
supremasi Barat sebagai Nenek Moyang peradaban dunia. Hasil membuktikan bahwa
asal-muasal peradaban dunia yang disebutkan Plato ternyata ada di Timur, tepatnya
di Nusantara. Kesimpulan ini didapat setelah Prof. Santos, secara geolog dan
Fisikawan nuklir dari Brasil, melakukan penelitian selama 30 tahun. Ciri-ciri
Atlantis yang dicatat Plato, secara mengejutkan, sangat cocok dengan kondisi
geografis Indonesia daripada kawasan-kawasan lain di dunia.
Indonesia terletak di
persimpangan 3 lempeng benua-ketiganya bertemu disini- meciptakan tekanan
sangat besar pada lapisan kulit bumi di wilayah ini terdesak ke atas. Membentuk
paparan-paparan yang luas dan beberapa barisan pegunungan lainnya. Paparan-paparan
ini agak dangkal pada zaman es, ketika permukaan laut turun ratusan meter, dan
terlihat pada akhir zaman es, masa ketika Atlantis berkembang pesat.
Bayangkan
bagaimana kerusakan yang
terjadi akibat gelombang setinggi mil yang digambarkan
banyak legenda tentang banjir semesta di seluruh muka bumi. Dalam bencana yang
menimpa Atlantis, air laut naik sekitar 130 meter lebih, tinggi,
dataran-dataran rendah sangat luas di paparan Indoenesia menjadi tenggelam dan
menghilang di bawah laut secara permanen. Hanya dataran-dataran tinggi dan
puncak-puncak Vulkanis yang tersisa sebagai bisu bencana alam mahadasyat itu.
Indonesia juga dikenal dengan
sebutan “Pulau Putih”, sebutan surga yang sebenarnya dalam beberapa tradisi kuno.
Orang Hindu menyebutnya Sveta-Dvipa. Bangsa Hindu juga menamai penghuni mereka
sebagai leluhur yang mati dikenal
dengan “Mereka yang duduk terlalu dekat dengan api.” “Api” yang dimaksud disini
tentulah gunung berapi besar di Indonesia, Krakatau yang membakar seluruh
wilayah Indonesia
di permulaan zaman.
Buku yang
pernyataannya tentang Atlantis keliru, yaitu :


Sekali kebenaran ini didapat,
maka lokasi-lokasi prasejarah ini akan mulai ditemukan dalam jumlah lusinan
bahkan ratusan, seperti yang sudah mulai terjadi di Indonesia, Asia Tenggara
dsb. Kebenaran adanya bencana banjir yang diidentifikasi secara benar sebagai
bencana alam di akhir zaman es Pleistosen, terbukti secara luas dari sisi
catatan geologis maupun klimatologis dan tak terbantahkan lagi. (DTS)(Sumber :The Lost Continent Finally Found Book karya Prof. Arysio Santos).
Comments
Post a Comment