Toko buku “Shakespeare & Company”
berlokasi di Paris, Perancis Yang berada dekat dengan Place Saint Michel,
hanya beberapa langkah dari Notre Dame dan sungai Siene. Toko
buku ini didirikan pada tahun 1919 oleh Sylvia Beach. Baru setahun berdiri,
toko buku ini langsung menarik perhatian masyarakat dan menjadi favorit banyak
orang, khususnya oleh para penulis. Penulis dan seniman dari “Generasi Yang
Hilang” seperti Ezra Pound, Ernest Hemingway, Scott Fitzgerald, George Antheil,
Man Ray, William S Burroughs, James Joyce dan Ford Madox kerap menjadikan toko
buku ini sebagai ‘markas’ mereka untuk menulis, membaca buku, maupun
berdiskusi, yang djuluki "Stratford-on-Odéon" oleh James Joyce, yang
menggunakan Shakespeare and Company sebagai kantornya. Banyak buku
antik yang bisa ditemukan disini, yang pada tahun-tahun tertentu dihentikan
peredarannya karena menimbulkan kontroversi, seperti Lady Chatterley’s Lover
larya D.H Lawrence yang dilarang di Inggris dan Amerika. Intinya seperti a
heaven for writers.

Namun,
tempat ini sempat ditutup saat Perang Dunia II tengah bergulir pada tanggal 14 Juni 1940 ketika adanya invansi Jerman ke
Prancis. Shakespeare and
Company lantas dibuka kembali pada tahun 1951 untuk masyarakat umum.
Mau
tau sejarah tentang SHAKESPEARE AND COMPANY ?
Sekitar tahun 1920an, Ernest Hemingway
menimba ilmu dengan mentornya Ezra Pound di daerah Rue de l’Odeon,
Paris, dan menyelesaikan bukunya yang berjudul Three Stories and Ten Poem
(1923), berkat bantuan Sylvia pemilik bangunan yang seperti rumahnya
sendiri itu.
Dan seperti inilah keadaan Shakespeare and
Company, toko buku yang juga sebuah perpustakaan, dulunya terletak di celah
sempit di daerah Rue Dupuytren, yang setelah dua tahun dipindahkan.
Mereka yang dijuluki The Lost generation atau Generasi yang hilang. Si
Hemingwaylah yang memimpin mereka. Bertahun-tahun bersama-sama menciptakan karya
sastra masterpiece. Hingga, tidak ada lagi yang tidak mengenal nama mereka pada
zaman itu.
Mereka lah yang
kini menjadi pioneer Gerakan Modern Paris. Membawa angin segar untuk kehidupan
sastra di Benua Eropa atau di seluruh penjuru dunia. Namun, banyak percakapan
mereka yang ternyata ada benarnya juga, tentang perang dunia. Karena dua puluh
tahun kemudian, toko ini harus ditutup karena pecahnya Perang Dunia Kedua.
Hingga seorang
pemuda bernama George Whitman, yang mendedikasikan dirinya pada bidang sastra
membuka kembali toko buku itu. meneruskannya hingga berpuluh, puluh tahun
kemudian. Hingga toko favorit para penyair ini menjadi ikon kota mereka ,
Paris.
Awalnya toko buku ini berada di daerah
Reu La Bucherie, dengan nama Le Mistral. Namun, akhirnya pada
tahun 1964 pemuda asal Amerika itu mengganti namanya menjadi Shakespeare
aand Company untuk menghormati Sylvia Beach yang telah meninggal, seperti
toko buku yang buka sepuluh tahun lalu, yang melegenda karena nama seorang
Hemingway dan teman-temannya, para Generasi yang hilang
Kini, setelah George Whitman meninggal
di usianya yang ke 98 pada tanggal 14 December 2011, toko buku itu dikelola
oleh anak perempuannya, Sylvia Beach Whitman. Seperti ayahnya, dia juga
mengizinkan para penulis muda untuk merintis karier di toko buku mereka.
Toko buku bersejarah ini juga dengan
rutin mengadakan acara-acara seperti pembacaan puisi, Sunday Tea, hingga
pertemuan dengan para penulis. Juga dengan diadakannya Festival Literatur
setiap dua tahun sekali, menjadi sebuah bentuk apresiasi dan komitmen
pemiliknya untuk tetap fokus pada kegiatan membaca dan event-event yang
berhubungan dengan literatur. Dan karena ketenarannya, toko buku ini juga
dijadikan lokasi syuting untuk film layar lebar, seperti Before Sunset
(2004) yang diperankan oleh Ethan Hawke dan Midnight in Paris (2011)
yang diperankan oleh Owen Wilson.
(Dari berbagai sumber)
Comments
Post a Comment