Menyontek
adalah kegiatan meng-copy paste sebagian atau keseluruhan hasil kerja orang
lain. Siapa orang di dunia ini yang nggak menyontek ? yang bisa jawab silahkan
komen ke penulis. Penulis sendiri pun pernah menyontek,
wajar manusia biasa. Yang akan penulis bahas dalam tulisan kali ini, Kenapa
otak bisa mengirimkan sinyal nyontek kepada Indera penglihatan, pendengaran,
mulut, anggota gerak tubuh ?. Sebelum membahas itu, ada pertanyaan penting yang
harus kalian jawab : Apa yang kalian peroleh dari nyontek ? pertama jelas nilai
lulus Alhamdulillah walaupun pas-pasan, kedua mendapat nilai paling tinggi. Nah
tadi berbicara apa yang kita peroleh sekarang kita mundur sedikit ke belakang,
mengapa kita mau menyontek ?. well, nggak ada yang aneh dengan menyontek, dalam
dunia bisnis pun pasti terjadi proses pencontekkan, kalau nggak ada proses
tersebut nggak ada yang namanya pesaing (kompetitor), dan nggak ada yang
namanya inovasi. Dalam penulisan makalah, jurnal, bahkan skripsi tentu ada
proses pencontekkan / copy-paste, bedanya adalah setelah copy paste kita wajib
menuliskan sumbernya, kalau itu jelas halal. Sekarang kita mundur selangkah
lagi, siapa dalangnya dalam proses menyontek ? dalangnya adalah setting-an
otak. Ternyata bukan hanya komputer yang bisa salah setting loh kawan, tapi
otak juga bisa. Sebagian besar, tujuan kita sekolah atau kuliah adalah lulus
dengan nilai paling tinggi. Siapa yang nggak mau ? jelas semua mau, karena itu
membuat orang tua bangga, masalahnya jika tujuan kita hanya High score
berakibat fatal di dunia kerja, bisa saja teori tidak sejalan dengan praktek.
Nah karena dari awal tujuan kita nilai tinggi, maka segala cara kita gunakan dari
positif hingga negatif seperti belajar individu, belajar kelompok, terakhir
menyontek, lebih gaul lagi Nyerpe. Menurut
penulis, orang yang menyontek adalah orang yang tidak menghargai pengorbanan
yang sudah Ia lakukan selama ini. Buat apa capek-capek masuk kuliah setiap hari
? buat apa bayar uang kuliah ? buat apa menghafal materi mati-matian walaupun
dengan SKS (Sistem Kebut Semalam) buat jaga-jaga kalau tidak ada celah untuk
menyontek. Ketika hari H ujian, dan mendapatkan celah atau kesempatan, maka
berkreatifitaslah si pencontek, lantas bagaimana dengan semua pengorbanan tadi ?
kita abaikan ? tidak kita hargai ? bagaimana orang lain mau menghargai diri
kita, kalau kita tidak menghargai diri sendiri. Jadi menurut penulis, untuk
meminimalisirkan_karena berubah menjadi lebih baik itu sulit_ atau bahkan untuk
mencegah tindakan tersebut, ada baiknya kita semua mensetting ulang otak kita
bahwa tujuan sekolah atau kuliah adalah memperkaya ilmu, yang nantinya bisa
diimplementasikan, dan bisa menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Karena nilai perjuangan dan rasa bangga menerima hasil ujian dengan usaha
sendiri akan jauh berbeda dengan tindakan menyontek tadi. Jangan targetkan diri
menjadi yang pertama, tapi jadilah yang terbaik.
Masalah kedua adalah “persaingan
prestasi.” Ada yang salah dengan kata-kata tersebut. Mengapa ada kata
persaingan ? bagaimana kalau diganti dan ditambahkan imbuhan dengan “Bersama-sama berprestasi” ?
lebih enak dibaca, bukan ?. Kata bersaing juga merupakan akar dari pemikiran
untuk bahkan harus mendapatkan nilai tinggi karena mempunyai keinginan untuk
menjadi nomor satu atau paling unggul. Kita sekolah atau kuliah sama-sama
menimba ilmu, sama-sama belajar, bukan saling bersaing (sikut menyikut). Karena
racun ‘bersaing’ yang sudah mengkontaminasi otak, juga bisa mengkontaminasikan
hati, sehingga timbul keegoisan dari makhluk bernama manusia. Intinya, kita harus bersama-sama lulus menjadi
mahasiswa/i yang nggak cuma baik dengan ‘kertasnya’,
karena nilai itu cuma bonus yang terpenting seberapa mampu kita menerapkan ilmu-ilmu
tersebut di dunia yang sebenarnya (dunia kerja). (De-gaharu)
“Keinginan
untuk sukses itu penting, tapi keinginan untuk mempersiapkan kesuksesan itu
jauh lebih penting”
-Bobby
Knights
Inspiratif banget de, seharusnya nilai itu gak masalah. Yang penting sejauh mana kita paham. Tapi ya itu, nilai di agung-agungkan, kalau dapat nilai jelek dipandangan orang-orang seseorang itu bodoh. Dunia memang lucu :D
ReplyDelete