Hai!
Kali ini gue mau sharing sedikit pengalaman dan sebuah
pandangan yang mungkin bisa kita renungkan sama-sama. Sebuah perjalanan tentang
hidup bagi kita para remaja yang sedang diterpa masalah klasik. Apa itu masalah
klasik? Pembentukan diri dan urusan cinta. Berat ya kalau membicarakan hati. Tapi
itu adalah bagian dalam perjalanan hidup.
Tanpa basa-basi panjang lebar, mari
kita buka cerita singkat ini dengan kalimat “Hidup nggak melulu soal
cinta-cintaan” pernah dengar nggak sih? Sepertinya kutipan itu ada dalam buku
atau film deh, yang tahu bantu komen ya. Kenapa gue tiba-tiba menulis tentang
ini? karena zaman makin menyedihkan.
1.
Lihat mereka yang kerja sambil
kuliah, itu nggak gampang
Kalian tahu kan biaya kuliah itu mahal? Dan Orang tua kita akan
bekerja keras melakukan apapun demi anaknya bisa kuliah. Waktu itu uang gue
yang ditambahin sama Mama cuma cukup buat masuk kuliah, tapi untuk per semester
masih dipikirkan gimana cara bayarnya. Jadi untuk bisa bayar, gue harus kerja sambil
kuliah.
Percaya deh, kerja jam 8 pagi – 5 sore lalu lanjut kuliah jam 7
malam – 10 atau 11 malam is not really
easy meskipun orang-orang bilang “ah
lo kuliah swasta aja, di Kalimantan lagi, biasa aja itu, nggak sesulit kami
yang di luar kota” Plis tarik kata-kata lo! Hidup ini nggak ada yang mudah,
semuanya butuh pengorbanan. Cobaan kami yang kuliah di swasta sambil bekerja
itu adalah pressure dari kantor,
belum lagi mau akhir bulan harus tutup buku, lanjut kuliah malam dengan mata
yang ngantuk, lelah, sampai di rumah harus mikir kapan bisa ngerjain tugas
kuliah yang banyak, bahkan kadang dari kantor langsung ke kampus nggak pakai
mandi. Apalagi kalau sudah UTS atau UAS, itu materi kuliah sampai ditempel di tembok
kantor biar sambil kerja sambil bisa dibaca. Belum lagi memilih antara lembur
demi dapat tambahan gaji buat bayar kuliah atau masuk kuliah tapi kehilangan
lembur. Semua itu kami lakukan bukan semata-mata mengejar nilai tinggi, tapi
orang tua kami sudah menaruh harapan tinggi dan memberikan segala pengorbanan supaya
kami bisa lulus sarjana dengan ilmu yang berkah, jadi kami harus menyelesaikan
perjalanan hidup tersebut.
Sometimes iri dengan kalian
yang bisa kuliah dibayarin ortu. Nggak mikir tanggal berapa yang pas untuk surat
penangguhan biaya kuliah, nggak takut besok kerja masih diperpanjang atau nggak
kontraknya, kalau nggak diperpanjang berarti harus pusing-pusing nyari kerja
lagi biar bisa bayar kuliah. Jadi gue bilang kalau kuliah sudah dibayarin ortu
tapi masih malas-malasan, pikir ulang deh! Ingat semua pengorbanan ortu kalian.
Ortu kita nggak akan pernah ngeluh di depan kita, mereka akan menunjukkan everything is alright.
2.
Kuliah cuma sibuk ngapelin pacar?
Ortu kita sibuk kerja bahkan
lembur demi menabung untuk keperluan kuliah kita dan mengabaikan kesehatan
mereka, lalu kita ke kampus cuma datang, duduk, diam, bertemu pacar, ketawa
ketiwi, jalan ke sana kemari. Ya mungkin kata orang itu sebagian dari kebahagiaan
hidup. Tapi pikir ulang deh! Waktu lo akan habis begitu saja tanpa mengerti
pengorbanan orang tua. Selesaikan kuliah sebaik mungkin, kita semakin dewasa, orang
tua kita semakin menua, jangan hancurkan harapan mereka. Hidup nggak melulu
soal cinta, ada masa depan yang harus lo selesaikan.
3.
Uang jajan bulanan sering dihabiskan
untuk hangout bareng teman-teman
Bicara soal gaya hidup, biasanya kita sering keseret
karena pergaulan di lingkungan. Hangout bareng
teman sebagai alasan untuk refresing
itu memang perlu untuk mengurangi stres. Tapi kalau keseringan, harus dipikir-pikir dulu. Terutama
buat perantau yang jauh dari pengawasan ortu merasa memiliki kebebasan untuk hangout kapan aja. Kalian tahu? Mungkin saja
ortu kita rela makan nasi sama telur ceplok demi mentransfer uang bulanan kita.
Kalau pun orang tua kalian tajir, lo harus tahu, setajir apapun manusia, pasti akan
ada masanya di bawah, hanya saja sebagian ortu jarang sekali cerita masalah
kesulitan ekonomi dengan anaknya, mereka merapatkan bibir memilih diam, supaya
tidak menjadi beban pikiran bagi anak-anaknya.
4.
Putus cinta bikin nilai lo anjlok?
Sudah lagu lama kalau jatuh cinta
sepaket dengan patah hati. Memang sih terkadang putus cinta bakal bikin kita down, tapi lo harus ingat dalam hidup
ini bahagia secukupnya, sedih secukupnya. Lo baru putus cinta aja, hidup segan
mati tak mau. Coba bayangin di luar sana banyak ortu yang bekerja dengan resiko
kecelakaan kerja tingkat tinggi, misalnya jari mereka yang hampir putus. Demi apa?
Demi keluarga, demi anak mereka bisa sekolah. Hapus air mata kalian,
bergegaslah meraih masa depan.
Ya itulah sekian masalah di sekitar kita yang gue amati, gue juga kadang nggak ngerti kenapa ada anak-anak yang sepulang kuliah main lempar tas begitu aja, dimintai tolong sama ortu malah direspon nanti, sedangkan ketika pacarnya minta tolong langsung direspon cepat. Belum lagi yang mau kuliah apa-apa serba disiapkan ortu, mulai dari sarapan, baju, sepatu. Makan juga pasti diingatin ortu, masih aja nggak ada rasa kasihan sedikit pun dengan ortu?
Ya itulah sekian masalah di sekitar kita yang gue amati, gue juga kadang nggak ngerti kenapa ada anak-anak yang sepulang kuliah main lempar tas begitu aja, dimintai tolong sama ortu malah direspon nanti, sedangkan ketika pacarnya minta tolong langsung direspon cepat. Belum lagi yang mau kuliah apa-apa serba disiapkan ortu, mulai dari sarapan, baju, sepatu. Makan juga pasti diingatin ortu, masih aja nggak ada rasa kasihan sedikit pun dengan ortu?
Comments
Post a Comment